Jumat, 20 Februari 2009

Askep Bronkitis

1.Patofisiologi secara umum
Penemuan patologis dari bronchitis adalah hipertropi dari kelenjar mukosa bronchus dan peningkatan sejumlah sel …. disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi peningkatan sekresi bronchus tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil-kecil sedemikian rupa sampai bronchiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar. Factor etiologi utamanya adalah dan polusi udara lain yang biasa terdapat pada daerah industri, polusi tesebut memperlambat aktivitas ….. dan pagositosis sehingga timbunan mucus meningkat sedangkan meknisme pertahananya sendiri melemah.

2.Manifestasi klinis
Hypertensi : karena adanya peradangan pada bronchus yang memicu produksi sel darah putih meningkat sehingga suhu tubuh meningkat
Nyeri dada : karena peradangan pada bronchus jadi ketika bernafas terasa nyeri
Sesak nafas : karena adanya penumpukan mucus pada jalnan nafas
Batuk keras dan kering
Lemas : karena tidak ada asupan gizi yang cukup untuk tubuh
Tidak nafsu makan : karena batuk klien tidak nafsu makan
Tidak mampu melakukan aktivitas

3.Pemeriksaan laboratorium
Sinar X dada : dapat menyatakan hiperinflasi paru-paru, mendatarnya diafragma, peningkatan area udara retrosternal, hasil normal selama periode remisi
Tes fungsi paru : untuk menentukan penyebab dispnea, melihat obstruksi, memperkirakan derajat disfungsi
TLC : meningkat
Volume residu : meningkat
FEVI / FVC
GDA : PaPCO2 menurun, PH normal
Bronchogram : menunjukan dilatasi silinder bronchus saat inspirasi, pembesaran duktus mukosa
Sputum : kultur untuk menentukan adanya infeksi, mengidentifikasi pathogen
EKG : disritmia atrial, peninggian gelombang P pada lead II, III, AVF

4.Pengobatan
Bronchodilator ( untuk mepermudah klien untuk bernafas ) fungsinya melebarkan bronchus
Anti mikroba : jika batuk lebih dari 10 hari dan setelah pemeriksaan medis, dapat di identifikasi bakteri penyebabnya, umumnya digunakan antibiotic ( anti mikroba ) karena penyebab bronchusnya bukan lagi virus
Kortikosteroid : dapat menurunkan hiperaktivitas bronchus
Terapi pernafasan : fisioterapi juga dapat berbentuk latihan pernapasan atau senam pernafasan, hal ini selain mengefektifkan kerja otot-otot pernafasan juga memberi rasa percaya diri yang besar pada klien
Terapi aerosol
Terapi inhalasi bronchodilator sangat efektif pada serangan bronco-spasma akut pemberian dapat dengan mebulizer
Terapi oksigen : diberikan pada penderita dalam serangan yang berat dan ada tanda-tanda hipoksemia

5.Diagnosa keperawatan
Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi secret
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan menetapnya secret, proses penyakit kronis
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan lemas
Ansietas berhubungan dengan perubahan kasus kesehatan
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan mucus
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh sekresi

6.Rencana Keperawatan
Kaji dan pantau frekuensi pernafasan
Awasi tanda-tanda vital dan irama jantung
Berikan pasien posisi semi fowler tinggi, bantu pasien batuk dan latihan nafas dalam
Berikan O2 tambahan sesuai indikasi
Berikan dorongan untuk menyelingi aktifitas dan periode isterahat
Kaji kebiasaan diet
Timbang berat badan sesuai indikasi
Awasi suhu
Tunjukan dan bantu pasien tentang pembuatan sputum
Berikan anti mikkroba sesuai indikasi
Kaji tingkat kecemasan (ringan / sedang / berat)
Berikan dorongan emosional
Jelaskan proses penyakit pasien

7.Kriteria evaluasi
Mempertahankan jalan nafas pasien
Menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan yang adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernafasan
Menunjukan peningkatan berat badan
Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah resiko tinggi
Menunjukan perbaikan dengan aktivitas intoleran
Pasien dapat memahami kondisi atau proses penyakit dan tindakan

1 komentar: