Jumat, 20 Februari 2009

STERILISASI DAN DISINFEKSI

STERILISASI DAN DISINFEKSI

Ada 2 cara yang digunakan untuk pencegahan infeksi yaitu dengan sterilisasi dan disinfeksi.

PENGERTIAN STERILISASI :
pembebasan semua organisme-organisme yang hidup,termasuk bakteri dan sporanya,secara kimia atau secara fisika (sumber : http://akulturunhas.blogspot.com/2008/11/sterilisasi dan disinfeksi.html)
proses mematikan semua organisme termasuk bakteri,spora bakteri,kapang dan virus. (http://permimalang.wordpress.com/category/sterilisasi/)
membunuh semua organisme beserta sporanya serta mencegah organisme tersebut agar tidak kembali hidup. (mikrobiologi dan imunologi : 1992 )

METODE-METODE STERILISASI
A.Metode sterilisasi panas
Penguapan bertekanan tinggi yang menggunakan autoklaf atau pemanasan kering dengan oven.
sterilisasi uap tekanan tinggi :
metode sterilisasi yang efektif untuk mensterilkan instrumen dan alat- alat lain yang digunakan pada berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.(Gruendemann dan Mangun : 2001 )
sterilisasi panas kering (oven ). :
membutuhkan listrik terus-menerus, kurang efektif di daerah terpencil,digunakan pada benda-benda gelas atau logam,karena akan melelehkan bahan lainnya.
B.Sterilisasi dengan cara penguapan
Penguapan adalah sterilan yang efektif karena 2 alasan yaitu :
Pertama,,uap pekat adalah sebuah kendaraan energi termal yang sangat efektif.Kedua,,uap adalah sterilan yang efektif karena lapisan luar mikroorganisme bersifat protektif dan resistan gapat dilemahkan oleh uap,sehingga terjadi koagulasi pada bagian mikroorganisme yang sensitif.
kelebihan : paling efektif,waktu sterilisasi lebih pendek daripada panas kering atau siklus kimia.
kekurangan : membutuhkan sumber panas yang terus-menerus, membutuhkan peralatan yang butuh perawatan serius, bahan plastik tidak tahan suhutinggi.
C.Sterilisasi kimia
Digunakan apabila dengan sterilisasi panas kering atau sterilisasi tekanan tinggi akan merusak objek tersebut atau peralatan tidak tersedia.
kelebihan : larutan glutyaraldehid dan formaldehid tidak begitu mudah dinonaktifkan oleh materi organik, kedua larutan ini digunakan untuk instrumen yang tidak tahan sterilisasi panas ,seperti leparoskop
 kekurangan : glutaraldehid mahal harganya. Formaldehid tidak dapat dicampur dengan clorin karena memproduksi gas berbahaya.



PENYIMPANAN :
Ditempatkan bersebelahan dengan atau dihubungkan ketempat sterilisasi berlangsung, disebuah area yang terpisah dan tertutup dengan akses terbatas yang digunakan untuk menyimpan bahan suplai pasien yang bersih dan steril.

MASA BERLAKU:
Masa berlakunya bahan-bahan (yaitu berapa lama instrumen masih dianggap steril ) setelah sterilisasi berhubungan dengan kejadian.
Oleh karena itu masa berlakunya sterilisasi tergantung pada faktor-faktor berikut ini :
kualitas pembungkus atau wadah.
berapa kali sebuah paket dipegang sebelum digunakan.
berapa banyak orang yang telah memegang paket tersebut.
penggunaan penutup debu plastik dan penyegelan.

Pasteurisasi : suatu proses yang menggunakan panas basah untuk membunuh patogen yang tidak membentuk spora,seperti mycobacterium tuberculosis dan salmonellae atau brucella sp.

DISINFEKSI
dilakukan apabila sterilisasi sudah tidak mungkin dikerjakan ,meliputi : penghancuran dan pemusnahan mikroorganisme patogen yang ada tanpa tindakan khusus untuk mencegah kembalinya mikroorganisme tersebut. (mikrobiologi dan imunologi : 1992 ).
tindakan untuk membunuh organisme-organisme patogen (kecuali spora kuman ) yang dilakukan terhadap benda mati. (http://limarwin.blogspot.com/2007/10/mikribiologi_dasar .html )


perebusan atau pengukusan
Menggunakan panas untuk membunuh mikroorganisme.
Kekurangan pengukusan adalah kukusan yang tersedia umumnya kecil, sehingga hanya cukup untuk alat-alat dalam jumlah terbatas.
Beberapa keuntungan dan kekurangan perebusan dan penguapan terhadap disinfeksi tingkat tinggi adalah :
Keuntungan :
murah
mudah diajarkan pada petugas kesehatan.
tidak memerlukan bahan kimia.
sumber panas tersedia dimana-mana.
Kerugian :
waktu pemrosesan harus diatur dengan seksama.
sumber minyak diperlukan.




Disinfeksi tingkat tinggi dengan bahan kimiawi
Pemilihan disinfeksi harus didasarkan pada sifat-sifat benda yang akan didisinfeksi, daerah yang digunakan ( misalnya ; ventilasi yang baik ) dan petugas terampil dalam tindakan ini.
Keuntungan menggunakan disinfeksi tingkat tinggi :
larutan klorin bereaksi cepat, sangat efektif terhadap HIV/AIDS, serta murah dan mudah didapat.
Kerugian utamanya adalah :
larutan klorin >0,5% dapat merusak logam.

Perbedaan antara sterilisasi dengan disinfeksi :
dalam sterilisasi, suatu benda dibebaskan dari suatu mikroorganisme secara kiomiawi atau secara fisika ; sedangkan dalam disinfeksi, infektifitas potensial dari benda/material yang dirusak/dibinasakan dengan menggunakan germicidal agents.

Perbedaan antara disinfektan dengan antiseptik :
dalam disinfektan, efektif terhadap semua jenis mikroba (membunuh semua atau hampir semua mikroorganisme patogenik, tetapi karena toksin terhadap jarungan hidup maka hanya dipergunakan untuk benda-benda mati ; sedangkan antiseptik hanya membunuh organisme patogen.

Antiseptik kimia :
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada disinfeksi kimia :
1.harus ada rongga yang cukup diantara alat-alat yang akan didisinfeksi, sehingga kontak menyeluruh.
2.sebaiknya yang dipakai adalah germisids ( membunuh kuman )
3.waktu disinfeksi harus tepat, tidak boleh terlalu lama atau sebentar.
4.larutan dan pengenceran disinfektan yang dipakai harus tepat.
5.sebaiknya memakai hand lotion sesudah kontak dengan disinfektan.
SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Mata Ajar : Mikrobiologi dan Parasitologi
Pokok Bahasan : Sterilisasi dan Disinfeksi.
Sasaran : Mahasiswa semester 1
Waktu : 120 menit.
Tempat : Stikes Muhammadiyah Pekajangan.
Pertemuan ke :

A.Tujuan Instruksional Umum.
Setelah menyelesaikan perkuliahan selama 2 x 60 menit mahasiswa mampu memahami tentang sterilisasi dan disinfeksi dengan benar minimal 75 persen.

B.Tujuan Instruksional Khusus.
Setelah menyelesaikan perkuliahan selama 2 x 60 menit mahasiswa dapat :
1.Menyebutkan 2 cara yang digunakan untuk pencegahan infeksi dengan benar.
2.Menjelaskan pengertian sterilisasi dengan benar 75 %
3.Menyebutkan 2 dari 3 metode-metode sterilisasi dengan benar.
4.Menyebutkan sedikitnya 2 kelebihan dan kekurangan dari metode sterilisasi dengan cara penguapan dengan benar.
5.Menyebutkan 3 dari 4 faktor yang menentukan masa berlakunya sterilisasi dengan benar.
6.Menjelaskan pengertian disinfeksi dengan benar 75 %
7.Menyebutkan 3 dari 4 keuntungan perebusan dengan benar.
8.Menjelaskan perbedaan antara sterilisasi dan disinfeksi dengan benar 75 %
9.Menjelaskan perbedaan antara disinfektsn dan antiseptik dengan benar 75 %


C.Metode.
Ceramah, tanya Jawab.

D.Media.
Komputer,LCD.

E.Materi ( terlampir )

F.Sumber Belajar.
1)Linda Tietjen, Deborra Bossemeyer, Noel McIntosch. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi. Jakarta : YBS-SP
2)Hare Ronald. 1993. Mikrobiologi dan Imunologi untuk Perawat dan Dokter.Jakarta . YEM
3)Lakare, Chaeruddin. 2008. Sterilisasi dan Disinfeksi. http://Akulturunhas.Blogspot.com/2008/11/sterilisasi dan disinfeksi.html. 16/01/2009
4)Sterilisasi dan Disinfeksi. http://Limarwin.blogspot.com/2007/10/mikrobiologi_Dasar. html. 16/01/2009
5)Sterilisasi Basah dan Disinfektan.http://permimalang.wordpress.com/category/sterilisasi. 16/01/2009
6)Egelkirk,Paul G & Burton, Gwendolyn R.W. 2007. Burton’s Mikrobiologi For The Health science. Philadelpia, USA : Lippincott Williams & wilkins







G.Kegiatan Belajar.

No
Tahap/waktu

Kegiatan Dosen
Kegiatan mahasiswa
1.
Pembukaan
Membuka pertemuan
Menjelaskan tujuan
Memberikan pertanyaan Apersepsi
Memberikan pujian

Memperhatikan
Menjawab pertanyaan
2.




3.
Inti




Penutup
Menjelaskan materi
memberi kesempatan bertanya
Menjawab pertanyaan
Memberikan pertanyaan
Memberikan Pujian
Menyimpulkan materi
Menutup pertemuan
Memperhatikan
Bertanya



Memperhatikan
Bertanya


H.Evaluasi.
Evaluasi proses belajar dilakukan dengan memberikan pertanyaan secara l isan untuk dijawab mahasiswa secara lisan juga.
1.cara apa yang digunakan untuk pencegahan infeksi !
jawab : sterilisasi
Disinfeksi
2.jelaskan pengertian sterilisasi !
Jawab : sterilisasi adalah proses mematikan semua organisme termasuk bakteri,spora bakteri, maupun virus


3.sebutkan metode-metode sterilisasi !
Jawab : sterilisasi panas
sterilisasi dengan cara penguapan
sterilisasi kimia
4.sebutkan kelebihan dan kerugian metode sterilisasi dengan
cara penguapan !
Jawab : kelebihan : paling efektif
waktu lebih pendek
kekurangan : butuh sumber panas yang terus-menerus
bahan plastik tidak tahan suhu tinggi
5.sebutkan faktor yang menentukan masa berlakunya sterilisasi !
Jawab : kualitas pembungkus/wadah
berapa kali sebuah paket dipegang sebelum digunakan
berapa banyak orang yang memegang paket tersebut

6.jelaskan pengertian disinfeksi !
Jawab : disinfeksi adalah tindakan untuk membunuh organisme patogen
Yang dilakukan terhadap benda mati.
7.sebutkan keuntungan dari perebusan !
Jawab : murah
mudah diajarkan
tidak memerlukan bahan kimiawi
8.jelaskan perbedaan antara sterilisasi dengan disinfeksi !
Jawab : dalam sterilisasi ,suatu benda dibebaskan dari semua organisme secara kimiawi atau fisika ; sedangkan dalam disinfeksi, infektivitas potensial dari benda/material yang dirusak dengan menggunakan germicidal agents.
9.jelaskan perbedaan antara disinfektan dengan antiseptik !
Jawab : disinfektsn efektif terhadap semua jenis mikroba ; sedangkan antiseptik hanya membunuh organisme patogen

Askep Bronkitis

1.Patofisiologi secara umum
Penemuan patologis dari bronchitis adalah hipertropi dari kelenjar mukosa bronchus dan peningkatan sejumlah sel …. disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi peningkatan sekresi bronchus tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil-kecil sedemikian rupa sampai bronchiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar. Factor etiologi utamanya adalah dan polusi udara lain yang biasa terdapat pada daerah industri, polusi tesebut memperlambat aktivitas ….. dan pagositosis sehingga timbunan mucus meningkat sedangkan meknisme pertahananya sendiri melemah.

2.Manifestasi klinis
Hypertensi : karena adanya peradangan pada bronchus yang memicu produksi sel darah putih meningkat sehingga suhu tubuh meningkat
Nyeri dada : karena peradangan pada bronchus jadi ketika bernafas terasa nyeri
Sesak nafas : karena adanya penumpukan mucus pada jalnan nafas
Batuk keras dan kering
Lemas : karena tidak ada asupan gizi yang cukup untuk tubuh
Tidak nafsu makan : karena batuk klien tidak nafsu makan
Tidak mampu melakukan aktivitas

3.Pemeriksaan laboratorium
Sinar X dada : dapat menyatakan hiperinflasi paru-paru, mendatarnya diafragma, peningkatan area udara retrosternal, hasil normal selama periode remisi
Tes fungsi paru : untuk menentukan penyebab dispnea, melihat obstruksi, memperkirakan derajat disfungsi
TLC : meningkat
Volume residu : meningkat
FEVI / FVC
GDA : PaPCO2 menurun, PH normal
Bronchogram : menunjukan dilatasi silinder bronchus saat inspirasi, pembesaran duktus mukosa
Sputum : kultur untuk menentukan adanya infeksi, mengidentifikasi pathogen
EKG : disritmia atrial, peninggian gelombang P pada lead II, III, AVF

4.Pengobatan
Bronchodilator ( untuk mepermudah klien untuk bernafas ) fungsinya melebarkan bronchus
Anti mikroba : jika batuk lebih dari 10 hari dan setelah pemeriksaan medis, dapat di identifikasi bakteri penyebabnya, umumnya digunakan antibiotic ( anti mikroba ) karena penyebab bronchusnya bukan lagi virus
Kortikosteroid : dapat menurunkan hiperaktivitas bronchus
Terapi pernafasan : fisioterapi juga dapat berbentuk latihan pernapasan atau senam pernafasan, hal ini selain mengefektifkan kerja otot-otot pernafasan juga memberi rasa percaya diri yang besar pada klien
Terapi aerosol
Terapi inhalasi bronchodilator sangat efektif pada serangan bronco-spasma akut pemberian dapat dengan mebulizer
Terapi oksigen : diberikan pada penderita dalam serangan yang berat dan ada tanda-tanda hipoksemia

5.Diagnosa keperawatan
Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi secret
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan menetapnya secret, proses penyakit kronis
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan lemas
Ansietas berhubungan dengan perubahan kasus kesehatan
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan mucus
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh sekresi

6.Rencana Keperawatan
Kaji dan pantau frekuensi pernafasan
Awasi tanda-tanda vital dan irama jantung
Berikan pasien posisi semi fowler tinggi, bantu pasien batuk dan latihan nafas dalam
Berikan O2 tambahan sesuai indikasi
Berikan dorongan untuk menyelingi aktifitas dan periode isterahat
Kaji kebiasaan diet
Timbang berat badan sesuai indikasi
Awasi suhu
Tunjukan dan bantu pasien tentang pembuatan sputum
Berikan anti mikkroba sesuai indikasi
Kaji tingkat kecemasan (ringan / sedang / berat)
Berikan dorongan emosional
Jelaskan proses penyakit pasien

7.Kriteria evaluasi
Mempertahankan jalan nafas pasien
Menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan yang adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernafasan
Menunjukan peningkatan berat badan
Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah resiko tinggi
Menunjukan perbaikan dengan aktivitas intoleran
Pasien dapat memahami kondisi atau proses penyakit dan tindakan

Entomologi

A.Pengertian Entomologi
Entomologi adalah ilmu yang mempelajari tentang vector, kelainan dan penyakit yang disebabkan oleh arthropoda.
( Parasitologo Kedokteran : 1998 )

Entomologi adalah ilmu yang mempelajari tentang serangg. Akan tetapi, arti ini sering diperluas untuk mencakup ilmu yang mempelajari arthropoda ( hewan beruas – ruas ), serta iuwing dan kerabatnya ( Millepoda dan centipoda )
Istilah Entomologi berasal dari dua perkataan latin yaitu entomon yang berarti serangga dan logos yang artinya ilmu pengetahuan.
( http : // id. Wikipedia. Org/ wiki/ Entomologi : 2008 )

B.Klasifikasi Serangga

Klasifikasi serangga bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan identifikasi atau mengenali jenis jenis serangga yang ada dilapanagan.
Dunia binatang ( animal kingdom ) terbagi menjadi beberapa golongan besar yang masing masing disebut filum. Dari masing-masing filum tersebut dapat dibedakan lagi manjadi golongan-golongan yang lebih kecil yang disebut klas. Dari klas ini kemudian digolongkan lagi menjadi ordo (bangsa) kemudian famili (suku), genus (marga) dan spesies (jenis)
Beberapa filum yang anggotanya diketahui berpotensi sebagai hama tanaman adalah Aschelminthes (nematode), Mollusca (siput),
Chordata (binatang bertulang belakang) dan arthropoda ( serangga )
(http:fp.uns.ac.id/~hamasains/ dasar perlintan-2 htm: 2008 )

Arthropoda adalah hewan yang mempunyai kaki bersendi-sendi
(beruas-ruas). Hewan ini banyak ditemukan di darat, air tawar, dan laut, serta di
dalam tanah. Hewan ini juga merupakan hewan yang paling banyak jenis atau macamspesiesnya, lebih kurang 75% dari jumlah keseluruhan spesies hewan di dunia yang telah diketahui
(----------)

Dalam buku “ microbiology for the health Sciences “, burton mengemukakan bahwa ada banyak perbedaan kelas arthropoda, tetapi hanya ada tiga yang dipelajari diparasitologi yakni : serangga( Kelas Insekta ), Arachnida ( kealas Arachnida ) dan Krustacea ( kelas Krustacea )
( Burton’s Microbiology for the health sciences eights edition : 2007 )

Berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya, Arthropoda dikelompokkan menjadi 4 kelas,yaitu:

1. Kelas Crustacea (golongan udang).
Crustacea adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air tawar. Kata Crustacea berasal dari bahasabahasa latin yaitu kata Crusta yang berarti cangkang
yang keras
Berdasarkan ukuran tubuhnya Crustacea dikelompokkan sebagai berikut:
a) Entomostraca (udang tingkat rendah)
Hewan ini dikelompokkan menjadi empat ordo, yaitu:
1) Branchiopoda
2) Ostracoda
3) Copepoda
4) Cirripedia
b) Malakostraca (udang tingkat tinggi)
Hewan ini dikelompokkan dalam tiga ordo, yaitu:
1) Isopoda
2) Stomatopoda
3) Decapoda

2. Kelas Arachnida (golongan kalajengking dan laba-laba).
Anggota Arachnida meliputi kalajengking, laba-laba, tungau atau caplak. Kebanyakan hewan ini bersifat parasit yang merugikan manusia, hewan dan tumbuhan. Arachnida bersifat karnivora sekaligus predator. Tempat hidupnya adalah di darat


Klasifikasi Arachnida dibagi dalam 3 ordo, yaitu:
a). Scorpionida
contohnya: Kalajengking (Vejovis sp, Hadrurus sp, Centrurus sp)
Ketonggeng (Buthus)
Hewan ini memiliki perut beruas-ruas dan ruas terakhir berubah menjadi alat pembela diri.
b). Arachnoidea
Contohnya adalah segala macam laba-laba, antara lain :
- Laba-laba jaring kubah (terdapat di Bostwana, Afrika Selatan)
- Laba-laba primitif Liphistius (di rimba Asia Tenggara)
- Laba-laba penjerat (di Malaysia)
- Laba-laba pemburu (di Meksiko)
- Laba-laba srigala
- Laba-laba beracun Latrodectes natans dan Laxosceles reclusa
- Tarantula (Rhechostica hentz)

3. Kelas Myriapoda (golongan luwing).
Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda dengan tubuh beruas-ruas dans etiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen (perut). Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat terutama tempat yang banyak mengandung

`Klasifikasi (penggolongan Myriapoda)
Dalam penggolongannya Myriapoda merupakan gabungan dari dua kelas, yakni:
a). Kelas Chilopoda
Contoh: kelabang : Lithobius forticatus dan Scolopendra morsitans sampah, misal kebun dan di bawah batu-batuan.
b). Kelas Diplopoda
Contoh: kaki seribu (Julus nomerensis)



4. Kelas Insecta (serangga)
Insecta sering disebut serangga atau heksapoda. Heksapoda berasal dari kata heksa berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki. Heksapoda berarti hewan berkaki enam. Diperkirakan jumlah insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali variasi dalam kelas insecta baik bentuk maupun sifat dan kebiasaannya.

Klsifikasi (penggolongan) Insecta (serangga)
Berdasarkan metamorfisnya, serangga dibedakan atas dua kelompok, yaitu:
a)Hemimetabola
Hemimetabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna.
Kelompok Hemimetabola meliputi beberapa ordo, antara lain:
1). Achyptera atau Isoptera
Ciri-ciri ordo Archyptera::
- Metamorfosis tidak sempurna.
- Mempunyai satu pasang sayap yang hampir sama bentuknya. Kedua
sayap tipis seperti jaringan.
- Tipe mulut menggigit.
Contoh: Reticulitermis flavipes (rayap atau anai-anai)
2). Orthoptera
Ciri-ciri ordo Orthoptera::
- Memiliki satu pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan sempit disebut
tegmina. Sayap belakang tipis berupa selaput. Sayap digunakan sebagai penggerak pada waktu terbang, setelah meloncat dengan tungkai belakangnya yang lebih kuat dan besar.
- Hewan jantan mengerik dengan menggunakan tungkai belakangnya pada ujung sayap depan, untuk menarik betina atau mengusir saingannya.
- Hewan betinanya mempunyai ovipositor pendek dan dapat digunakan untuk meletakkan telur.
- Tipe mulutnya menggigit.
Contoh : - Belalang (Dissostura sp)
- Belalang ranting (Bactrocoderma
- Belalang sembah (Stagmomantis sp)
- Kecoak (Blatta orientalis)
- Gangsir tanah (Gryllotalpa sp)
- Jangkrik (Gryllus sp)
3). Odonata
Ciri-ciri Odonata
- Mempunyai dua pasang sayap
- Tipe mulut mengunyah
- Metamorfosis tidak sempurna
- Terdapat sepasang mata majemuk yang besar
- Antenanya pendek
- Larva hidup di air
- Bersifat karnivora
Contohnya: - Capung (Aeshna sp)
- Capung besar (Epiophlebia)
4). Hemiptera
Ciri-ciri Hemiptera
- Mempunyai dua pasang sayap, sepasang tebal dan sepasang lagi seperti
selaput.
- Tipe mulut menusuk dan mengisap
- Metamorfosis tidak sempurna.
Contohnya: - Walang sangit (Leptocorixa acuta)
- Kumbang coklat (Podops vermiculata)
- Kutu busuk (Eimex lectularius)
- Kepinding air (Lethoverus sp)
5). Homoptera
Ciri-ciri Homoptera:
- Tipe mulut mengisap
- Mempunyai dua pasang sayap
- Sayap depan dan belakang sama, bentuk transparan.
- Metamorfosis tidak sempurna.
Contohnya: - Tonggeret (Dundubia manifera)
- Wereng hijau (Nephotetix apicalis)
- Wereng coklat (Nilapervata lugens)
- Kutu kepala (Pediculushumanus capitis)
- Kutu daun (Aphid sp)
b). Holometabola
Holometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna.
Berdasarkan ciri sayap dan alat mulutnya, kelompok Holometabola ini meliputi 6 ordo, yaitu ordo:
1). Neuroptera
Ciri serangga ini adalah mulut menggigit, dan mempunyai dua pasang sayap
yang urat-uratnya berbentuk seperti jala.
Contoh: undur-undur – metamorfosis sempurna (siklus hidupnya: telur, larva,pupa (kepompong), imago)
2). Lepidoptera
Ciri-ciri ordo Lepidoptera:
- Mempunyai 2 pasang sayap yang dilapisi sisik.
- Metamorfosis sempurna, yaitu memiliki siklus hidup: telur – larva –
kepompong (pupa) – imago
- Pupa pada Lepidoptera dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Pupa mummi: bagian badan kepompong terlihat dari luar
Pupa kokon, bagian tubuh pupa terlindung kokon.
- Tipe mulut mengisap dengan alat penghisap berupa belalai yang dapat dijulurkan.

Ordo Lepidoptera dibagi menjadi 2 sub ordo:
Sub ordo Rhopalocera (kupu-kupu siang)
Contohnya: - Hama kelapa (Hidari irava)
- Hama daun pisang (Erlonata thrax)
- Kupu-kupu pastur (Papiliomemnon)
- Kupu sirama-rama (Attacus atlas)

Sub ordo Heterocera (kupu-kupu malam)
Sering juga disebut ngengat. Hidup aktif pada malam hari. Jika hinggap kedudukan sayap mendatar membentuk otot.
Contohnya: - Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
- Ulat jengkol (Plusia signata)
- Kupu ulat sutra (Bombyx mori)
3). Diptera
Ciri-ciri ordo Diptera
- Mempunyai sepasang sayap depan, dan satu pasang sayap belakang
berubah menjadi alat keseimbangan yang disebut halter.
- Mengalami metamorfosis sempurna.
- Tipe mulut ada yang menusuk dan mengisap atau menjilat dan mengisap, membentuk alat mulut seperti belalai disebut probosis.
Contohnya: - Lalat (Musca domestica)
- Nyamuk biasa (Culex natigans)
- Nyamuk Anopheles
- Aedes (inang virus demam berdarah)
4). Coleoptera
Ciri-ciri ordo Coleoptera
- Mempunyai dua pasang sayap.
- Sayap depan keras, tebal dan mengandung zat tanduk disebut dengan
elitra, sayap belakang seperti selaput.
- Mengalami metamorfosis sempurna.
- Tipe mulut menggigit.
Contohnya: - Kumbang kelapa (Orytec rhynoceros) menyerang pucuk
kelapa, pakis, sagu, kelapa sawit dan lain-lain.
- Kumbang buas air (Dystisticus marginalis)
- Kumbang beras (Calandra oryzae)
5). Siphonoptera
Ciri-ciri ordo Siphonoptera:
- Serangga ini tidak bersayap, kaki sangat kuat dan berguna untuk meloncat.
- Mempunyai mata tunggal.
- Tipe mulut mengisap.
- Segmentasi tubuh tidak jelas (batasan antara kepala – dada dan perut
tidak jelas)
- Metamorfosis sempurna
Contohnya: - Pinjal manusia (Pubex irritans)
- Pinjal anjing (Ctenocephalus canis)
- Pinjal kucing (Ctenocephalus felis)
- Pinjal tikus (Xenopsylla cheopis), pinjal pada tikus dapat
menularkan kuman pes / sampar.
6. Hymenoptera
Ciri-ciri ordo Hymenoptera:
- Mempunyai dua pasang sayap, tipis seperti selaput.
- Tipe mulut menggigit.
- Makanan umumnya madu.
Contohnya: - Lebah madu (Apis mellifera)
- Kumbang pengisap madu (Xylocopa) biasanya melubangi
kayu pada bangunan rumah
(----------------------)

C.Serangga Sebagai Vektor Penyakit
Menurut ukuran besarnya peran dalam ilmu kedokteran serangga dapat dibagi dalam golongan :
1.Yang menularkan penyakit ( vector dan hospes perantara )
2.Yang menyebabkan penyakit ( parasit )
3.Yang menimbulkan kelainan karena toksin yang dikeluarkan
4.Yang menyebabkan alergi pada orang yang rentan.
5.Yang menimbulkan entomofobia ( perasaan takut terhadap serangga, rasa takut disebabkan oleh bentuknya atau karena gerakannya )
(Parasitilogi Kedokteran : 1998 )

Dari jenis jenis serangga yang ada ordo dipteri adalah jenis yang paling berperan sebagai vektor penyakit. Banyak penyakit penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri ataupun mikroorganisme lainnya yang menyebabkan penyakit, dibantu oleh serangga dalam penyebarannya khususnya ordo dipteri yaitu nyamuk dan lalat.
( Pemberantasan Serangga dan binatang pengganggu : 1985 )


Serangga dapat menularkan penyakit melalui beberapa cara, yaitu ;
1.Penularan secara mekanik
berlangsung dari penderita ke orang lain dengan perantaraan bagian luar tubuh serangga.
misalnya : telur cacing, kista protozoa, dan bakteri usus dapat dipindahkan dari tinja ke makanan melalu badan atau kaki serangga . serangga yang berperan biasanya adalah lalat
2. Penularan secara biologi
Berrlangsung setelah parasit atau agen yang dihisap serangga vektor mengalami proses biologi dalam tubuh vektor seperti membelah diri ataupun bermutasi.
Misalnya : - yersinia petis dalam pijal tikus ( membelah diri )
- plasmodium valciparum dalam nyamuk anopheles (bermutasi dan membelah diri)
- wucheria banerofti dalam badan nyamuk culex ( bermutasi )
3.Pernularan secara transovarian
Berlangsung distadium muda vektor. Telur dalam tubuh vektor menerima infeksi dan induknya, walaupun induknya telah mati me,pertahankan penyebab penyakit yang diperoleh selama pertumbuhannya menjadi larva infektif dan kemudian menularkannya.
Misalkan :Ricketsia tsutsugamushi dalam larva infektif (chigger) leptotrombidium.
( Parasitologi Kedokteran : 1998 )

D.Pengenalian Vektor

Dalam buku Parasitologi kedokteran karya Arjatmo Tjokronegoro dikemukakan bahwa tujuan pengendalian vektor adalah :
1.Mengurangi atau menekan populasi vektor serendah – rendahnya sehingga tidak berarti lagi sebagai penular penyakit.
2.Menghindarkan terjadinya kontak antara vektor dan manusia.

Pengendalian vektor dapat digolongkan dalam pengendalian alami (Natural control ) dan pengendalian buatan ( Artifical applied control )

1.Pengendalian Secara Alami
Pengendalian ini yaitu berhubungan dengan faktor-faktor ekologi yang bukan merupakan tindakan manusia. Faktor – faktor tersebut diantaranya adalah topografi, ketinggian, iklim, dan musuh alami.

2.Pengendalian Secara Buatan
Cara pengendalian ini adalah cara pengendalian yang dilakukan atas usaha manusia dan dapat dibagi menjadi :
a.Pengendalian Lingkungan ( Environment Control )
Pengendaliandilakukan dengan cara mengelola lingkungan ( environment management ) yaitu memodifikasi atau memanipulaasi lingkungan, sehingga terbentuk lingkungan yang tidak cocok ( kurang baik ) yang dapat mencegah atau membatasi perkembangan vektor.
b.Pengendalian Kimiawi
Pengendalian ini menggunakan bahan kimia yang berkhasiat membunuh serangga ( insektisida ) atau hanya untuk menghalau serangga.
c.Pengendalian Mekanik
Pengendalian ini dilakukan dengan cara menggunakn alat
Yang langsung dapat membunuh, menangkap atau menghalau serangga. Contohnya seperti menggunakan baju pelindung, memasak kawat kasa dijendela merupakan cara untuk menghindarkan hubungan ( kontak ) antara manusia dan vektor.
d.Pengendalian Fisik
Pengendalian ini menggunakan alat fisika untuk pemanasan, pembukuan dan penggunaan alat listrik untuk pengadaan angin, penyinaran cahaya yang dapat membunuh atau untuk menggangu kehidupan serangga.
e.Pengendalian Biologi
Dengan memperbanyak pemangsa dan parasit sebagai musuh alami bagi serangga, dapat dilakukan pengendalian serangga yang menjadi vektor atau hospes perantara. Beberapa parasit dari golongan nematoda, bakteri , protozoa, jamur dan virus dapat dipakai sebagai pengendali larva nyamuk. Arthropoda juga dapat dipakai sebagai pengendali nyamuk dewaasa. Predator atau pemangsa yang baik untuk pengendali larva nyamuk terdiri dari beberapa jenis ikan, larva nyamuk yang berukuran lebih besar, juga larva capung dan crustaceae.
f.Pengendalian Genetika
Pengendalian tujuan mengganti populasi serangga yang berbahaya dengan populasi baru yang tidak merugikan. Beberapa cara dalam pengendalian ini seperti mengubah kemampuan reproduksi dengan jalan memandulkan serangga jantan. Pemandulan ini dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia.
( Parasitologi Kedokteran : 1998 )

E.Insektisida

Insektisida adalah bahan yang mengandung persenyawaan kimia yang digunakan untuk membunuh serangga.
Menurut bentuknya insektisida dapat berupa bahan padat, larutan dan gas, sedangkan menurut cara masuknya ke dalam serangga, insektisida dibagi dalam :
1.Racun Kontak
Insektisida masuk kedalam tubuh serangga dengan perantara tarsus ( jari- jari kaki ) pada waktu istirahat dipermukaan yang mengandung residu insektisida. Pada umumnya dipakai intuk memberantas serangga yang mempunyai bentuk mulut tusuk isap.
2.Racun Perut
Insektisida masuk kedalam badan serangga melalui mulut, jadi harus dimakan. Biasanya serangga yang diberantas dengan menggunakan insektisida ini mempunyai bentuk bentuk mulut untuk menggigit, lekat isap, karet isap dan bentuk menghisap.
3.Racun Pernafasan
Insektisida masuk melalui sistem pernafasan dan juga melalui permukaan badan serangga. Insektisida ini dapat digunakan untuk memberantas semua jenis serangga tanpa harus memperhatikan bentuk mulutnya. Penggunaan insektisida ini harus hati- hati sekali terutama bila digunakan untuk memberantas serangga di ruang tertutup.
( Parasitilogi Kedokteran : 1998 )

Berikut beberapa Jenis jenis Ibsektisida
1.Fenitrotion 40 wp.
Digunakan untuk pengendalian vektor malaria ( Anopheles sp ), Bersifat sedikit menguap, penggunaanya dengan penyemprotan residu di dinding rumah.
2.Temofos.
Digunakan untuk pengendalian larva Aedes Aegypti., nama dagangnya abate 1%. Penggunaannya dengan cara ditaburkan pada tempat penampungan air atau bak mandi.
3.Malation.
Digunakan untuk memberantas Nyamuk dewasa, Penggunaanya dengan cara penyemprotan, Biasanya digunakan untuk fogging.
4.Dieldrin.
Digunakan sebagai residual spray bersama-sama dengan DDT dan BHC untuk pemberantasan nyamuk malaria, jika dalam penggunaanya kurang hati-hati dapat mengakibatkan terjadinya absorbsi melalui kulit, Dieldrin digunakan untuk pemberantasan serangga yang telah resisten terhadap DDT, yaitri lalat, nyamuk, lipas, semut dan juga triatoma.
5.Bediocarp.
Tergolong insektisia yang mempunyai efek bunuh yang cepat terhadap serangga, digunakan terutama untuk pengendalian vektor malaria dan vektor penyakit Chages. Dapat pula digunakan untuk penggendalian serangga lain seperti lalat, pinjal, sengkenit, lipas dan kutu busuk.
( Parasitologi Kedokteran : 1998 )

E.Resistensi Serangga Terhadap Insektisida.
Resistensi serangga adalah kemampuan suatu populasi serangga untuk bertahan terhadap pengaruh insektisida yang biasanya mematikan.
Resistensi serangga dibagi menjadi 2, yaitu :
1.Resistensi Bawaan
Dari suatu populasi serangga ada anggota-anggota yang pada dasarnya sudah resisten terhadap suatu insektisida. Sifat ini turun temurun sehingga selanjutnya terjadi populasi yang resisten seluruhnya. Resisten bawaan juga terjadi karena perubahan gen yang menyebabkan mutasi.
2.Resistensi Yang Didapati
Dari suatu populasi serangga , anggota-anggota yang rentan menyesuaikan diri terhadap pengaruh insektisida, sehingga tidak mati dan membentuk populasi yang resisten.
( Parasitologi Kedokteran : 1998 )

F.Penyakit Yang Disebabkan Oleh Arthropoda
1.Skabies ( penyakit Kudis )
Skabies atau penyakitr kudis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei varietas hominis
Sarcoptes scabiei adalah tungau yang termasuk Sarcoptida, ordo acari, kelas Arachnida. Daur hidup Sarcoptes Scabiei ini yaitu dilapisan kulit ( Stratum Corneum ) dengan membuat trowongan sambil bertelur
Pengobatan
Preparat sulfur presipitatum 5-10%
Gama Benzena heksaklorida ( jangan digunakan pada anak dibawah 6 tahun karena neurotik )
Bentil Benzoat 20-25 %
Krotsmin
2.Demodiolisis
Demodiolisis adalah infeksi yang disebabkan oleh Demodex Folliculorum. Demodex adalah tungau folikel rambut famili Demodicidae.
Pengobatan
- Salep linden atau salep yang mengandung sulfur.
3.Ftiriasis
Ftiriasis adalah gangguan pada daerah pubis yang disebabkan oleh tuma phthirus pubis.
Pengobatannya
- Benzen heksaklorida.
( Parasitologi Kedokteran : 1998 )




SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Ajar : MIKROBIOLOGI dan PARASITOLOGI
Pokok Bahasan : ENTOMOLOGI
Sasaran : S1 Keperawatan semester III
Waktu : 120 menit
Tempat : STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN
Pertemuan ke :

A.Tujuan Intruksional Umum
Setelah menyelesaikan perkuliahan selama 1x120 menit, mahasiswa dapat memahami tentang Entomologi 70 % dengan baik
B.Tujuan Intruksional Khusus
Setelah menyelesaikan perkuliahan selama 1x120 menit mahasiswa dapat:
1.Menjelaskan pengertian Entomologi 90 % benar
2.Menyebutkan 4 klasifikasi Arthropoda dengan benar
3.Menjelaskan cara serangga menularkan penyakit 75 % baik
4.Menjelaskan cara pengendalian serangga 75 % baik
5.Menjelaskan Bentuk dan cara masuk insektisida ke dalam tubuh serangga 80 % baik
6.Menjelaskan resistensi serangga terhadap insektisida 80 % baik
7.Menyebutkan 3 penyakit yang disebabkan oleh Arthropoda
C.Metode
Ceramah dan tanya jawab
D.Media
Komputer dan LCD
E.Materi
Terlampir
F.Sumber Belajar
1.Tjokronegoro, Arjatmo dan Utama, Hendra. 1998. Parasitologi Kedokteran. JAKARTA : FKUI.
2.Iskandar Adang dkk. 1985. Pemberantasan serangga dan Binatang pengganggu. JAKARTA: APK-TS.
3. , 2008, Entomologi. http://id.wikipedia. Org/ wiki/Entomologi. Diambil pada tanggal & januari 2009.
4.Tembolok, 2008, Hama Tanaman. http://fp.uns.ac.id/~hama sains/dasarperlintan-2.htm. diambil pada tanggal 7 Januari 2009.
5.Engelkrik, Paul G & Burton, Gwendolyn R. W. 2007. Burton’s microbiology for tehe health sciences. PHILIPPINES: Lippincott William & wilkins.

G.Kegiatan Belajar

H.Evaluasi
Evaluasi proses belajar dilakukan dengan memberikan pertanyaan secara lisan untuk dijawab mahasiswa secara lisan juga.
Bentuk pertanyaannya adalah sebagai berikut :
1.Jelaskan apa yang dimaksud dengan Entomologi
2.Jelaskan Klasifikasi serangga filum Arthropoda
3.Jelaskan cara Serangga menularkan penyakit
4.Jelaskan cara pengendalian serangga
5.Jelaskan bentuk dan cara masuk insektisida ke dalam tubuh serangga
6.Jelaskan resistensi serangga terthadap insektisida
7.Sebutkan 3 penyakit yang disebabkan oleh Arthropoda.

Rabu, 11 Februari 2009

arti sehat

Pengertian Sehat

Berbicara tentang penyembuhan, pasti berhubungan dengan konsep sehat.
Dalam bahasa agama (Islam) disamping kata sehat (shihhat) juga
digunakan kata `afiat, yang dalam bahasa Indonesia kemudian disambung
menjadi sehat wal-afiat. Jika kata shihhat (sehat) berhubungan dengan
fungsi, maka kata `afiat berhubungan dengan maksud penciptaan. Mata
yang sehat adalah mata yang bisa digunakan untuk melihat/membaca
tanpa memerlukan alat bantu (fungsional), sedangkan mata yang afiat
sesuai dengan maksud penciptaannya adalah mata yang mudah digunakan
untuk melihat sesuatu yang halal tetapi tidak mau digunakan untuk
melihat sesuatu yang diharamkan (nilai).

Telinga yang sehat adalah yang fungsi pendengarannya berjalan, sedang
telinga yang afiat adalah yang selalu terbuka terhadap kata-kata
kebenaran tetapi tuli terhadap bisikan yang menyesatkan. Demikianlah
makna sehat dan afiat bagi hidung, tangan, kaki hingga kepada organ
yang paling vital. Jika bidang kesehatan merupakan urusan dunia
kedokteran, maka bidang keafiatan merupakan urusan dunia nilai, dunia
spiritual.